Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas kepala dan leher yang paling sering terjadi. Radioterapi merupakan modalitas utama untuk pengobatan karsinoma nasofaring. Efek samping radioterapi seperti mukositis, odinofagi, dan xerostomia dapat mempengaruhi asupan nutrisi secara oral dan mengakibatkan penurunan status gizi seseorang. Indeks massa tubuh merupakan salah satu parameter pengukuran status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan indeks massa tubuh pada pasien karsinoma nasofaring sebelum dan sesudah radioterapi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan studi silang (Cross Sectional Study). Data merupakan data sekunder dari rekam medis pasien karsinoma nasofaring yang telah menyelesaikan radioterapi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Sampel penelitian diambil dengan metode purposive sampling dan didapatkan 35 sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis dengan uji statistik paired T test untuk melihat ada tidaknya perbedaan indeks massa tubuh sebelum dan sesudah radioterapi. Rerata indeks massa tubuh sebelum radioterapi adalah 22,93 ± 4,16 kg/m2 dan sesudah radioterapi adalah 20,16 ± 3,90 kg/m2 . Hasil analisis data dengan paired T test diperoleh nilai p=0,000 (p massa tubuh pada pasien karsinoma nasofaring sebelum dan sesudah radioterapi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Kata Kunci : Karsinoma nasofaring, radioterapi, indeks massa tubuh.