Latar Belakang : Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal ditandai dengan villi korialis yang mengalami perubahan hidrofobik membentuk kelompok-kelompok menyerupai buah anggur, prevalensi kejadian molahidatidosa di Asia khususnya di Indonesia merupakan tertinggi dibandingkan di Eropa dan Amerika. Usia, paritas dan riwayat molahidatidosa merupakan faktor yang mempengaruhi prevalensi kejadian molahidatidosa, disamping faktor lainnya yang juga berkontribusi pada molahidatidosa. Tujuan : Mengetahui hubungan faktor risiko molahidatidosa denganpenderita mola hidatidosa yang di rawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan uji analisis Chi-square untuk menentukan nilai P. Besar sampel sebanyak 32 rekam medis pasien yang didiagnosa molahidatidosa.Hasil :Molahidatidosa banyak didapatkan pada usia >40 tahun sebanyak 13 kasus, 20-39 tahun sebanyak 16 kasus dan < 20 tahun sebanyak 3 kasus. Dari faktor paritas kejadian molahidatidosa terbanyak pada multipara 25 kasus, primipara 12 kasus dan nullipara 1 kasus. Untuk riwayat molahidatidosa didapatkan tanpa riwayat mola 20 kasus, dengan riwayat mola 6 kasus. Menurut uji analisis pada penelitian ini menyatakan usia penderita (p=0.61), paritas (p=0.102) dan riwayat molahidatidosa (p=0.296), ketiga faktor risiko tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian molahidatidosa. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara usia, paritas dan riwayat molahidatidosa dengan kejadian molahidatidosa.

Kata kunci : usia, paritas, riwayat mola, molahidatidosa