Burhanuddin. Rancangan Pengelolaan Hutan Mangrove Boom Panjang Kecamatan Tarakan Tengah Kota Tarakan Kalimantan Utara (dibawah bimbingan Marlon Ivanhoe Aipassa dan Muhammad Syafrudin).

Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang sangat penting, namun sangat rentan terhadap kerusakan jika terjadi ada perubahan pada salah satu unsur pembentuknya. Tujuan dari penelitian untuk menyusun rancangan upaya pengelolaan hutan mangrove berbasiskan pada potensi biogeofisik dan kondisi sosial ekonomi Penelitian dilaksanakan dikawasan hutan mangrove Boom Panjang Kecamatan hutan mangrove Boom Panjang, Tarakan.Tarakan Tengah Kota Tarakan Kalimanatan Utara.

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan terhadap kawasan dan pengumpulan data penunjang dari penduduk setempat, instansi terkait sebagai narasumber yang baik secara langsung maupun tidak langsung data yang diambil dilapangan, kemudian data yang di peroleh diklasifikasikan dan dikaji untuk dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu disajikan dalam bentuk tulisan degan mengembangkan berbagai pemikiran dan gagasan serta berpedoman pada teori dan literatur yang tersedia. Pada penelitian ini di buat 3 buah plot yang mewakili 3 bagian kawasan
hutan mangrove Boom Panjang dalam 1 plot terdapat 3 petak dengan ukuran petak 10 m × 10 m untuk tingkat pohon, 5 m × 5 m untuk tingkat pancang, 2 m × 2 m untuk tingkat semai. NPJ tingkat pohon pada plot 1 Avicennia lanata 300,00%, plot 2 tingkat pohon Avicennia lanata 300,00%, plot 3 tingkat pohon Avicennia lanata 300,00%. NPJ tingkat pancang plot 1 Avicennia lanata 300,00%, plot 2 tingkat pancang Rhizophora apiculata 68,84%, Avicennia lanata 154,15%, Sonneratia alba 77,01%, plot 3 tingkat pancang Avicennia lanata 151,69%, Sonneratia alba 148,31%. NPJ tingkat semai plot 1 Sonneratia alba 78,57%, avicennia lanata 121,43%, plot 2 tingkat semai R. apiculata 45,00%, Avicennia lanata 45,00%, Sonneratia alba 45,00%, Nypa fruticans 65,00%, plot 3 tingkat semai Rhizophora apiculata 58,23%, Avicennia lanata 47,22% Nypa fruticans 58,33%, Sonneratia alba 36,11%. Sementara itu hasil dari tanggapan masyarakat terhadap rancangan pengelolaan hutan mangrove Boom Panjang 100% masyarakat setuju dan melalui hasil analisis SWOT, didapat kesimpulan bahwa dalam meningkatkan kawasan di hutan mangrove ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan untuk menangkap peluang jangka panjang (strategi diversifikasi).

Rancangan pengelolaan hutan mangrove dapat dibagi menjadi tiga zonasi yaitu zona lindung yang meliputi zona pendidikan dan penelitian, zona wisata dan zona pemanfaatan.