Puji Astuti. 2017. Ketidakadilan Gender Terhadap Tokoh Perempuan dalam Novel Genduk Karya Sundari Mardjuki: Kajian Kritik Sastra Feminisme. Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Mulawarman. Pembimbing I: Dr. Widyatmike GM, M.Hum; Pembimbing II: Alfian Rokhmansyah, S.S, M.Hum.
Kata Kunci: ketidakadilan gender, tokoh perempuan, novel, kritik sastra feminisme
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bentuk ketidakadilan gender terhadap tokoh perempuan dalam novel Genduk karya Sundari Mardjuki, (2) penyebab ketidakadilan gender terhadap tokoh perempuan dalam novel Genduk karya Sundari Mardjuki.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Pendekatan kualitatif ini mengacu pada metode deskriptif, yaitu suatu metode yang tertuju pada usaha pemecahan masalah yang ada pada sekarang dan bersifat apa adanya. Peneliti berusaha mendeskripsikandan menentukan bentuk ketidakadilan gender dan penyebab ketidakadilan gender terhadap tokoh perempuan dalam novel Genduk karya Sundari Mardjuki.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik baca, simak, dan catat. Kemudian data-data yang diperolehdari penelitian ini dikaji dengan menggunakan sastra feminisme.
Setelah data diperoleh dan dianalisis, mendapat bentuk-bentuk ketidakadilangender yang ada dalam novel Genduk karya Sundari Mardjuki yaitu,marginalisasi yang membuat tokoh Genduk tidak bisa membeli rok karena tanpa seorang ayah membuat krisis keuangan mereka, ditambah lagi Yung diusir dari keluarga besar dan tidak mendapat warisan dari ayahnya. Subordinasi yang dialami Genduk saat derajatnya direndahkan oleh Kaduk dengan cara memegang tubuhnya tanpa kerelaan Genduk. Stereotipe yang dialami Yung saat harus mendengar omongan masyarakat ketika suaminya tidak pernah pulang dan tidak ada kabarnya. Kekerasan yang dialami yaitu saat Genduk menemui Kaduk di Tuksari, lalu Kaduk mencium dan meremas buah dada Genduk tanpa kerelaannya. Beban kerja dihadapi oleh tokoh yaitu Yung harus bekerja di
rumah dan harus turut bekerja di ladang untuk mencari nafkah. Terdapat pula penyebab ketidakadilan gender pada tokoh Genduk yang mengalami ketidakadilan dari Kaduk memegang dan menyentuh anggota tubuh Genduktanpa kerelaan dari dirinya. Sedangkan tokoh Yung penyebab ketidakadilanyaitu dari ayahnya, karena tidak direstui menikah dengan laki-laki pilihannya.
Tetapi, Yung nekad menikah dengan kekasihnya dan harus menerima resiko tidak mendapatkan warisan ladang tembakau, maupun emas permata, dan Yung pergi hanya membawa buntalan yang berisi beberapa helai baju.