Ilham Kahfi, 1408015235, Program Studi Ilmu Hukum, Program Kekhususan Hukum Internasional, Status Hukum Putusan Mahkamah Arbitrase Internasional The South China Arbitration Award Of July 2016 Dalam Sengketa Laut Tiongkok Selatan Dan Dampaknya Bagi Zona Ekonomi Eksklusif (Zee) Indonesia, di bawah bimbingan Mahendra Putra Kurnia dan Syukri Hidayatullah.
Salah satu perkembangan yang menarik mengenai keamanan dunia saat ini adalah isu sengketa Laut Tiongkok Selatan antara Filipina dengan Tiongkok. Filipina telah membawa sengketa tersebut ke Permanent Court of Arbitration.
Putusan dari Permanent Court of Arbitration menyatakan bahwa klaim Tiongkok mengenai nine dash line tidak memiliki dasar hukum. Akan tetapi Tiongkok menolak putusan tersebut dan tetap mengakui bahwa Laut Tiongkok Selatan masih merupakan wilayah Tiongkok sehingga berpotensi menimbulkan ketidak stabilan di kawasan Laut Tiongkok Selatan. Penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan studi kepustakaan. Skripsi ini bertujuan untuk melihat status hukum dari putusan Permanent Courth Of Arbitration dan dampaknya terhadap Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa negara pihak yang bersengketa harus melaksanakan dan menghormati putsan Permanent Court of Arbitration tersebut karena sudah menjadi sumber hukum internasional. Dan dampak bagi Indonesia adalah putusan ini dapat di gunakan Indonesia ketika wilayah Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia Kembali Di akui oleh Tiongkok.
Kata Kunci : Arbitrase, Akibat Hukum, Sengketa Laut China Selatan