Detail Cantuman Kembali
YULITA PURNAMA SARI - Personal Name

AFIKSASI DAN REDUPLIKASI BAHASA BANUA DI KELURAHAN GUNUNG TABUR KECAMATAN GUNUNG TABUR KABUPATEN BERAU



Yulita Purnama Sari, 2018. Afiksasi dan Reduplikasi Bahasa Banua di Kelurahan Gunung Tabur Kecamatan Gunung Tabur Kabupaten Berau. Program studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman.
Dibimbing oleh Dr. H. Yusak Hudiyono, M.Pd. selaku pembimbing I dan Dra. Hj. Endang Dwi Sulistyowati., M.Si. selaku pembimbing II.
Penelitian ini difokuskan pada afiksasi dan reduplikasi bahasa Banua. Latar belakang penelitian ini karena belum ada penelitian secara khusus mengenai afiksasi dan reduplikasi bahasa Banua yang ada di Kecamatan Gunung Tabur,Kabupaten Berau, juga merupakan langkah untuk melestarikan bahasa Banua.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tentang proses dan makna yang terkandung di dalam afiksasi dan reduplikasi bahasa Banua. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan catat serta teknik rekam, sedangkan analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis data top down (teknik menurun) atau teknik bagi unsur langsung (BUL).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga proses pengimbuhan atau afiksasi dalam bahasa Banua yaitu proses melekatnya afiks di depan sebuah morfem dasar yang disebut prefiks, yang terdiri dari empat prefiks, yaitu {ba-},{di-}, {ta-}, dan {maN-}, pada prefiks {maN-} terdapat lima alomorf, yaitu{ma-}, {mam-}, {man-}, {mang-}, dan {many-}. Prefiks menimbulkan makna ‘memiliki atau mempunyai’, ‘melakukan sesuatu’, ‘mendapatkan’, ‘menyatakan suatu tindakan’, ‘ketidaksengajaan’, ‘dapat di’, ‘kumpulan’, ‘berada dalam keadaan’, ‘menyatakan menjadi’, ‘mengeluarkan sesuatu’, dan ‘memberi’. Proses melekatnya afiks di belakang sebuah morfem dasar yang disebut sufiks, yang terdiri dari tiga, yaitu {-an}, {-kan}, dan {-nya}. Sufiks menimbulkan makna ‘tiap-tiap’, ‘hasil perbuatan’, ‘menyatakan cara’, ‘perintah’, ‘penegasan’, dan ‘menyatakan sangat’. Selain itu proses melekatnya afiks di depan dan di belakang sebuah morfem dasar yang disebut konfiks, yang terdiri dari tiga, yaitu {ba-an}, {di-i}, {ka-an}. Konfiks menimbulkan makna ‘melakukan sesuatu’, ‘berbalasan atau saling’, ‘menyatakan tindakan pasif’, ‘menyatakan hal’, ‘dalam keadaan’, dan ‘menyatakan tempat’. Sedangkan proses reduplikasi dalam bahasa Banua terdiri dari tiga proses yaitu reduplikasi seluruh (dwilingga), reduplikasi sebagian,dan reduplikasi berafiks. Makna yang terkandung di dalam reduplikasi bahasa Banua, yaitu ‘menyatakan saling atau tindakan timbal-balik’, ‘menyatakan lebih atau sangat’, ‘menyatakan banyak’, ‘menyatakan sama sifat atau keadaan’, ‘menyatakan berusaha untuk’, ‘menyatakan kesantaian’, ‘berkali-kali’, ‘dalam keadaan paling’, ‘tindakan terus-menerus’, ‘menyatakan letak’, ‘menyatakan makin’, dan ‘menyatakan perintah’.
Kata Kunci: afiksasi, reduplikasi, bahasa Banua, Gunung Tabur, Berau


Ketersediaan

LOADING LIST...

Detail Information

Judul AFIKSASI DAN REDUPLIKASI BAHASA BANUA DI KELURAHAN GUNUNG TABUR KECAMATAN GUNUNG TABUR KABUPATEN BERAU
Pengarang YULITA PURNAMA SARI - Personal Name
No. Panggil
Subyek
Bahasa Indonesia
Tempat Terbit Universitas Mulawarman
Tahun Terbit 2019
Penerbit
Jurusan
Lampiran Berkas
LOADING LIST...

Informasi
DETAIL CANTUMAN
Kembali ke sebelumnya  
UPT. PERPUSTAKAAN UNMUL

DIGITAL LIBRARY


Jl. Kuaro Gunung Kelua