Latar Belakang: Kesulitan dalam mendengar sering terjadi pada lansia terutama yang berusia 60-80 tahun ke atas. Tanpa sadar semakin lama jumlah pravelensi lansia semakin banyak dan sulit mendengar dapat mempengaruhi lansia dalam berkomunikasi yaitu pengaruhnya pada kualitas hidupnya secara sikap dan emosional. Namun hubungan antara penurunan fungsi dengar atau disebut presbikusis dengan kualitas hidup masih kurang diteliti.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan presbikusis dengan kualitas hidup pasien lansia di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien lansia yang menjalani rawat jalan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda pada bulan April hingga Mei 2018 dan memenuhi kriteria sampel. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer melalui wawancara terpimpin. Variabel bebas dalam penelitian iniadalah presbikusis yang diukur menggunakan kuesioner Komnas PGPKT skrinning pada usia lanjut dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas hidup pasien lansia yang diukur menggunakan Hearing Handicap Inventory for The Elderly Screening Questionnaire (HHIE-S).
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 40 orang sampel pasien lansia. Analisis univariat didapatkan pasien lansia terbanyak mengalami presbikusis yaitu sebanyak 32 orang (80%) dan rerata skor kualitas hidup pasien lansia adalah 15,65 yang termasuk dalam handicap ringan-sedang. Analisis bivariat dengan uji hipotesis Mann-Whitney didapatkan nilai p = 0,000 yang berarti terdapat hubungan antara presbikusis dengan kualitas hidup pasien lansia.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara presbikusis dengan kualitas hidup pasien lansia di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Kata Kunci: Presbikusis, Lansia, Kualitas Hidup