Detail Cantuman Kembali
ALIF AHMAD MUKHLISH - Personal Name

ANALISIS SPASIAL RISIKO DEMAM BERDARAH DENGUE BERDASARKAN ANGKA BEBAS JENTIK DAN DENSITY FIGURE DI WILAYAH PUSKESMAS SEMPAJA KOTA SAMARINDA

ALIF AHMAD MUKHLISH
Analisis Spasial Risiko Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Angka
Bebas Jentik Dan Density Figure Di Wilayah Puskesmas Sempaja Kota
Samarinda Tahun 2017 (Pembimbing I Risva SKM, M.Kes dan Andi Anwar
SKM, M.Kes)
Berasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda, 24 Puskesmas
yang ada dalam wilayah kerjanya mengalami kenaikan kasus DBD (Demam
Berdarah Dengue) yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Puskesmas
Sempaja satu diantaranya yang memiliki tren kasus DBD tertinggi. Analisa
statistik dirasa masih belum cukup untuk menggali permasalahan DBD, karena
DBD merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berubungan erat dengan
keruangan (geospasial). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pola spasial risiko kasus DBD hubungannya dengan ABJ (Angka Bebas Jentik)
dan DF (Density Figure) di wilayah kerja Puskesmas Sempaja tahun 2017.
Desain penelitian adalah cross – sectional study melalui analisa statistic
(Pearson Product Moment/Spearman) dan analisa spasisal GIS (Geographical
Information System). Sampling menggunakan total sampling dan data digunakan
adalah data primer dan data sekunder. Variabel; ABJ, DF, Jenis Lahan &
Kejadian Kasus DBD
Hasil penelitian menunjukan adanya beberapa pola berkerumun (cluster)
di beberapa wilayah kerja Puskesmas Sempaja, yakni; di RT 4, RT 9, RT 10, RT
12, RT 15, RT 28, RT 29 Kelurahan Sempaja Selatan dan di RT 6, RT &, RT 8,
RT 12 Kelurahan Sempaja Barat. Uji korelasi secara statistik variebel ABJ
dengan kejadian kasus DBD menunjukkan H0 diterima atau tidak ada korelasi
dengan nilai p= . Density Figure dengan kejadian kasus DBD menunjukkan H0
juga ditolak dengan nilai p= yang berarti tidak ada hubungan secara statistik.
Sedangkan hasil uji secara geospasial menujukkan hubungan antara ABJ dan
Density Figure dengan Kejadian Kasus DBD. Berdasarkan jenis area pemukiman
DBD cenderung berada pada jenis area pemukiman padat yakni sebesar 78%,
pada perumahan sebesar 20% dan pada pemukiman tidak teratur sebesar 2%
saja.
Disimpulkan bahwa secara statistik ABJ dan DF tidak ditemukan
hubungan signifikan secara statistic namun secara geospasial ditemukan
hubungan yang signifikan. Koordinasi antar Puskesmas perlu dilakukan agar
data yang terekam menjadi lebih akurat dan memudahkan dalam proses
penggalian dan pemecahan masalah. Masyarakat dihimbau pula untuk
memperhatikan sanitasi lingkungan melalui penerapan 3M plus yang konsisten
dan kontinyu.
Kata Kunci : Risiko DBD, spasial, ABJ, Density Figure
Kepustakaan : 32 (1991-2016)

Ketersediaan

LOADING LIST...

Detail Information

Judul ANALISIS SPASIAL RISIKO DEMAM BERDARAH DENGUE BERDASARKAN ANGKA BEBAS JENTIK DAN DENSITY FIGURE DI WILAYAH PUSKESMAS SEMPAJA KOTA SAMARINDA
Pengarang ALIF AHMAD MUKHLISH - Personal Name
No. Panggil
Subyek
Bahasa Indonesia
Tempat Terbit Universitas Mulawarman
Tahun Terbit 2018
Penerbit Fakultas Kesehatan Masyarakat
Jurusan
Lampiran Berkas
LOADING LIST...

Informasi
DETAIL CANTUMAN
Kembali ke sebelumnya  
UPT. PERPUSTAKAAN UNMUL

DIGITAL LIBRARY


Jl. Kuaro Gunung Kelua