DIAN NURFITRIANA ROSYITA DEWI, 2016. Fortifikasi Tepung TulangIkan Belida (Chitala sp.) Terhadap Mutu Organoleptik Dan Komposisi KimiaAmplang Ikan Bandeng (Chanos chanos). (Dibimbing oleh IndratiKusumaningrum dan Andi Noor Asikin)
Tulang ikan belida merupakan salah satu limbah pengolahan amplang yangbelum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu bentuk pengolahan tulang ikanbelida adalah sebagai tepung sumber kalsium yang dapat dimanfaatkan untukfortifikasi produk pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkatpenerimaan panelis, mengetahui komposisi kimia dan menentukan konsentrasitepung tulang ikan belida pada amplang ikan bandeng berdasarakan penerimaanpanelis. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah uji kesukaan terhadaprasa, aroma, warna, kerenyahan, keseluruhan, dan uji komposisi kimia meliputikadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar karbohidrat. Penelitianini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuankonsentrasi penambahan tepung tulang ikan belida yaitu 0% (A0), 3% (A1), 6%(A2), 9% (A3), 12% (A4), dan 15% (A5). Hasil ANOVA yang menunjukkan adabeda nyata dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa penambahan tepung tulang ikan belida hingga 9% (A3)
masih disukai panelis. Sedangkan hasil uji kimia amplang diperoleh kadar airberkisar 3,44–4,86%, kadar abu berkisar 3,75–19,36%, kadar protein berkisar4,21–9,86%, kadar lemak berkisar 15,55–24,56%, dan kadar karbohidrat berkisar52,00–62,03%. Berdasarkan hasil uji kesukaan, amplang yang paling disukaipanelis terdapat pada perlakuan A1 (3%).
Kata kunci: tulang ikan belida, tepung tulang ikan, fortifikasi, amplang,organoleptik.